KISAH SEJUTA DERITA 2

Dia mengejekku "heh jo anggap aja satu keping dua keping". Ya perkataan usrok ada benarnya karena uang satu atau dua euro berupa logam dan kecil nilainya klo orang asli memakainya untuk berbelanja. Namun tak henti-hentanya ku berfikir tentang rupiah yang ku keluarkan untuk membeli dua lembar kertas. Menangis rasanya melihat uang saku yang di berikan ayah di carinya dengan keringat bercucuran dapat sekejab habis di telan lembar2 kertas kecil. Belum habis ku berfikir tentang uang ternyata di depanku terlihat sepasang manusia yang di madu kasih. ini masih di dalam bis dan percumbuan itu tak berjarak jauh, bahkan sangat dekat. tak lebih dari setengah meter karena mereka berdiri tepat di depanku. Langsung pikiranku melayang seperti ikut terbawa arus. adik kecil pun berdiri perlahan. bangkit dari tidur krdinginannya. Dan mereka pun cuek dengan sekitar. ini ya kae yang di sebut cinta membuat dunia serasa milik berdua. Cumbuan yang sangat manis penuh kehangatan halus terlihat. tak seperti di film-film porno yang selama SMA ak tonton. Sungguh lambang cinta bahkan ak yang tak merasakan ikut hanyut ter buai. sambil ku pura-pura melihat ke kanan ke kiri biar gak ketahuan di seberang jalan sepintas terlihat sungai dengan air hijau arus searah dengan ku berjalan rapi tertata bangunan-bangunan rumah makan di tepi sungai. semankin hanyut ku terbawa arus cinta teringat anugrah Tuhan yang terindah yang kurasakan masa lalu. Ya masa-masa yang indah bersama seorang wanita. Rambut panjang bergelombang, kulit putih kuning java, yah wanita yang ku damba di dalam lubuk hati namuan sirna seiring jalannya waktu. Ya cuma masa lalu masa depan yang menungguku akan ku tuju dengan berlari sepenuh tenaga. gak kerasa bayang-banyang itu blom usai ak harus turun karena sudah samppai di HBF (houpbahnhof) setasiun pusat kota kira-kira artinya. sangat besar sangat menawan ku berjalan turun dri bis dan menyusuri trotoar, tiba-tiba terdengar bunyi bel sepeda. kaget sekali, jantungku jatuh tergurai di tanah karena nyaris ku tertabrak. Temanku langsung menarikku dan mengingatkanku "Jangan jalan di trotoar yang merah, itu buat sepeda". Ak malu melihat kebdohan karena ketidak tauanku. jadi bukan sepenuhnya salahku. BERSAMBUNG

Tidak ada komentar: